Search

Bandung Kota Termacet se-Indonesia, Ragam Solusi Disiapkan

Bandung Kota Termacet se-Indonesia, Ragam Solusi Disiapkan

Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyiapkan sejumlah tambahan pembangunan jalan layang guna mengurai kemacetan. Bandung sendiri tercatat sebagai kota termacet se-Indonesia berdasarkan survei terbaru Asian Development Bank (ADB).

Di tingkat Asia, Bandung berada di urutan ke-14 kota termacet. Sementara itu, DKI Jakarta berada di urutan ke-17, lalu Surabaya di urutan 20.

Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan selain pembangunan dua jalan layang yang sedang dikerjakan saat ini, pihaknya telah merencanakan pembangunan lain.


"Insyaallah tahun depan pemkot akan bangun fly over di Jalan Soekarno Hatta, naik dari sebelum Leuwi Panjang, melintas ke perempatan Cibaduyut dan Kopo," kata Yana di Balai Kota Bandung, Senin (7/10) seperti dilansir Antara. Ia yakin pembangunan tersebut akan terlaksana pada tahun 2020. Pasalnya, kata Yana,saat ini proses pembebasan lahannya sudah hampir selesai seluruhnya.

"Karena pembebasan lahannya sudah 95 persen, saat ini sudah teranggarkan 5 persen untuk pembebasan lahan, sehingga tahun depan konstruksi bisa terlaksana," kata Yana.

Terkait pelabelan Bandung kota termacet se-Indonesia, Yana menyebut itu tak lepas dari tambahan 1,2 juta warga luar kota yang beraktivitas pada siang hari.

"Jadi Bandung saat ini penduduknya 3,7 juta jiwa siang hari, kalau malam hari 2,5 juta jiwa, ada 1,2 juta penduduk luar Kota Bandung yang melakukan aktivitas di Kota Bandung, sehingga kemacetan menjadi satu hal yang akan terjadi," kata Yana.

Dalam survei yang dilakukan ADB, ada sedikitnya 278 kota yang diteliti dari sebanyak 45 negara.

Yana mengatakan saat ini pihak Pemerintah Kota Bandung cukup kesulitan dalam melakukan upaya pelebaran jalan. Strategi rekayasa lalu lintas pun menurutnya tak begitu maksimal.

Menurut dia di Bandung banyak persimpangan yang jaraknya cukup pendek. Akibatnya kemacetan akan mudah terjadi akibat padatnya jumlah kendaraan yang berada di jalan.

Selain itu, opsi untuk memberlakukan rekayasa ganjil genap bagi kendaraan menurut dia tidak akan cocok jika diterapkan di Kota Bandung karena koridor jalan yang pendek.

"Misalkan kita lakukan ganjil genap di Jalan Asia Afrika, tapi itu sekadar koridor pendek, itu pasti akan menyebabkan kemacetan di kawasan lain," kata Yana.

Kemacetan juga menurut dia sesuatu yang akan terjadi karena penduduk Bandung saat ini sudah melebihi kapasitas. Dia menyebut Kota Bandung hanya di desain untuk 500 ribu penduduk.

"Jadi memang dengan jumlah penduduk saat ini dan 1,2 juta tambahan masyarakat, jadi cukup sulit," katanya.

Selain itu ia juga mendorong agar pemerintah pusat dapat membantu mengurai kemacetan dengan membuka gerbang tol (GT) di kilometer 149 tol Purbaleunyi. Menurutnya lewat pembukaan gerbang tol baru tersebut, maka disinyalir akan mengurangi beban kemacetan di titik-titik yang kerap macet akibat arus keluar kendaran dari tol.

"Kita juga mendorong pemerintah pusat untuk segera membuka GT KM 149 (Purbaleunyi), saat ini masih kurang sekitar 2 kilometer sampai ke persimpangan Gedebage," kata dia.

"Mudah-mudahan dapat mengurangi beban GT Buahbatu dan GT Muhamad Toha," sambung Yana.

Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung, EM Ricky Gustiadi menyebut salah satu penyebab Kota Bandung mendapat label kota termacet se-Indonesia karena warganya yang masih memilih menggunakan kendaraan pribadi ketimbang menggunakan moda transportasi umum.

"Jumlah pertumbuhan kendaraan (pribadi) cukup tinggi dibanding jumlah pertumbuhan pembangunan infrastruktur jalan. Artinya, (jalan raya) masih didominasi pengguna kendaraan pribadi," kata Ricky.

Saat ini warga yang menggunakan kendaraan pribadi mencapai 80 persen, sedangkan yang menggunakan transportasi umum hanya 20 persen. Warga yang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi, menurutnya bukan tanpa sebab. Ia menilai saat ini sarana transportasi umum di Kota Bandung kurang menunjang.

[Gambas:Video CNN]
Meski demikian, Ricky mengatakan pihaknya telah berupaya maksimal untuk menekan kemacetan meski Pemerintah Kota Bandung memiliki keterbatasan anggaran dalam menyediakan transportasi umum yang baik.

Untuk mencegah Bandung menjadi kota termacet se-Indonesia, Ricky mengatakan setidaknya dalam rencana strategis Dishub Kota Bandung tahun 2018 sampai dengan 2023 ditargetkan 25 persen yang menggunakan angkutan umum.

(Antara/kid)

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini

0 Response to "Bandung Kota Termacet se-Indonesia, Ragam Solusi Disiapkan"

Post a Comment

Powered by Blogger.