Search

Biyan, Depresi, dan Bunga-bunga Bermekaran di Bloomsbury

Biyan, Depresi, dan Bunga-bunga Bermekaran di Bloomsbury

Jakarta, CNN Indonesia -- Menjalani rutinitas yang sama lebih dari tiga dekade, tak membuat desainer kawakan Biyan Wanaatmadja luput dari kebosanan. Setiap musim dia mesti mencari ide, lalu berkutat dengan rancangan, dan mengolahnya menjadi busana siap pakai.

Untuk mengatasi kebosanan itu, kali ini Biyan merefleksi diri dengan melihat kembali perjalanan hidupnya di London, Inggris 35 tahun lalu. Kala itu, Biyan mengalami depresi.

"Karena saya menghabiskan beberapa waktu di London. London memberi saya warna luar biasa. Anda semua tahu saya depresi saat di sana, tapi ternyata saya sangat merindukan London," kata Biyan dalam konferensi pers jelang show Spring Summer 2020 Collection Women & Menswear di The Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (7/11).

Di masa-masa terendah itu, Bloomsbury Group berhasil mengangkat semangat Biyan muda. Bloomsbury Group adalah kelompok yang berisikan seniman, penulis, filsuf, dan intelektual yang berkumpul di distrik Bloomsbury, London. Kelompok ini memberi pengaruh besar pada kultur pertengahan abad 20-an.


Sama seperti 35 tahun lalu, Bloomsbury juga-lah yang mengalahkan kebosanan desainer berusia 65 tahun itu. Biyan menjadikan Bloomsbury sebagai inspirasi terbesar untuk koleksi S/S 2020 lini busana Studio 133. Lukisan abstrak, impresionisme, motif eksotis, desain interior yang antik dirajut menjadi busana pria dan wanita yang elegan.

Biyan mengolasekan potongan-potongan inspirasi yang ditemukannya dalam keseharian di Eropa itu seperti puzzle. Gaya Eropa itu berpadu dengan sulaman variasi corak, material tekstur dan kain yang beragam, serta volume dan siluet klasik yang selama ini jadi ciri khas Biyan.

Hasilnya, 75 tampilan dipamerkan pada peragaan tunggal peluncuran S/S 2020. Motif organis dan geometris disandingkan dengan katun eyelet, bordir renda, jacquard dan bahan tafeta. Terlihat siluet gaun dengan panjang 7/8 bergaya 60-an.

Ada pula motif bunga mawar dan bunga-bunga kecil dalam setiap gaun dan kemeja seolah membawa orang yang melihat seperti berjalan di taman bunga London.

Motif bunga itu juga dipasangkan dengan corak garis-garis. Penggabungan corak ini terlihat pada rok pendek atau flapper ala 20-an, blus, lengan puff khas 80-an, kemeja pria, dan celana.

Sulaman dan manik-manik juga bertaburan di atas motif dan corak dengan porsi yang pas.

Koleksi BiyanKoleksi Biyan. (CNN Indonesia/ Andry Novelino)

Soal warna, Biyan bermain aman dengan warna-warna netral seperti dirty white. Beberapa warna cerah seperti kuning, pink, biru, dan hijau juga hadir di koleksi ini.

Penggabungan motif yang semarak ini memang riskan tampil berlebihan karena terlalu ramai. Namun Biyan mengaku tak mempermasalahkan hal itu.

"Koleksi ini versatile dalam artian menarik dipakai terpisah. Satu dari yang lain mungkin tidak matching, tapi selama kamu menikmatinya, itu tidak masalah," ujar Biyan.

Koleksi busana itu dipadukan dengan tas manik-manik dan bucket hat atau topi yang juga diberi manik-manik dan motif bunga. Koleksi Biyan kali ini tersedia di JD.id mulai dari Rp700ribu hingga Rp7 juta. (ptj/chs)

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini

0 Response to "Biyan, Depresi, dan Bunga-bunga Bermekaran di Bloomsbury"

Post a Comment

Powered by Blogger.